SEMOGA TUHAN MEMBERKATI

Sabtu, 19 Maret 2022

IMAN itu BERBUAH

Matius 23:1-12

Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
23:1 
Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
23:2 
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
23:3 
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
23:4 
Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
23:5 
Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
23:6 
mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7 
mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
23:8 
Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
23:9 
Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
23:10 
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
23:11 
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
23:12 
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.


Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan keras, bukan karena apa yang mereka ajarkan, melainkan karena mereka tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Para ahli itu suka duduk di bagian paling depan di rumah ibadah, tetapi terlalu sibuk mengajar orang banyak. 

Mereka duduk di tempat terhormat dan melakukan pekerjaan hanya agar dilihat baik dan dipuji orang. Mereka lupa hal terpenting yang ada dalam ajaran itu sendiri. Mereka melupakan keadilan dan rasa belas kasihan pada sesama.

Pendalaman akan firman Tuhan bukan hanya untuk mendapatkan pengetahuan, melainkan yang tidak kalah penting adalah menjaga kita tetap bertumbuh dan berbuah dengan menerapkannya dalam keseharian. 

Kita berusaha menjaga perilaku selaras dengan hati kita yang sudah diperbarui Allah melalui firman-Nya. 

Dengan demikian, aktivitas pelayanan yang kita lakukan bukan untuk dipandang sebagai orang yang hebat dan bukan sebatas kewajiban.

Melalui perbuatan kita, orang lain harus dapat merasakan kasih Kristus. Bukan untuk menuai pujian atas kehebatan kita, melainkan sebagai bentuk ketaatan kita pada Tuhan yang layak ditinggikan. 

Karya keselamatan yang kita terima melalui Kristus dapat kita perlihatkan agar membawa kesaksian yang baik bagi orang lain. 

Maka, kita akan bersukacita atas firman yang kita terima serta tetap berusaha agar iman kita berbuah dalam hati dan perbuatan.

“Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, 
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, 
karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.” 
(Matius 23:3)

Rabu, 16 Februari 2022

GENGSI or HARGA DIRI

BACA DULU
Matius 20:20-28
Permintaan ibu Yakobus dan Yohanes Bukan memerintah melainkan melayani

20:20 
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 
20:21 
Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 
20:22 
Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." 
20:23 
Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 
20:24 
Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 
20:25 
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 
20:26 
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 
20:27 
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 
20:28 
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."



Carilah tempat dimana kamu dihargai, bukan dibutuhkan! 
Sebab banyak yang mencari saat membutuhkan tapi lupa cara menghargai

Begitu bunyi sebuah status seorang teman yang menuai banyak komentar yang membenarkan. “Benar sekali, di zaman seperti ini bisa-bisa kita hanya dimanfaatkan oleh orang lain!” tulis salah seorang.

Yakobus dan Yohanes melalui ibunya menyampaikan keinginan mereka agar masing-masing boleh duduk di sebelah kanan dan kiri Kristus dalam kerajaan-Nya. Mudahnya, keduanya berharap untuk menjadi pembesar. Hal ini dilakukan bukan supaya mereka bekerja melayani Tuhan melainkan supaya mereka beroleh kehormatan. Keinginan mereka sangat kuat, namun keliru di mata Kristus. Karena itu Ia menjawab: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.”

Kristus hadir ke dunia meninggalkan harga diri-Nya sebagai Anak Allah. Dia rela meneguk cawan penderitaan. Penderitaan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, sebelum manusia menyadari bahwa mereka membutuhkan-Nya. Alih-alih menghargai pengorbanan-Nya, menerima kehadiran-Nya pun tidak. Mereka bahkan menolak-Nya. Namun dengan penuh kasih Kristus tetap menjalankan misi-Nya sampai tuntas.

Kristus dengan sengaja menempatkan diri di dunia yang penuh dosa. Ia memberikan teladan melalui kerelaan-Nya merendahkan diri, kehilangan gengsi bahkan menderita hingga mati demi manusia. Akankah kita yang telah menerima anugerah besar itu mengisi hidup dengan mengejar harga diri demi eksistensi? 

“Siapa saja yang ingin menjadi besar, hendaklah ia menjadi pelayan!”

BERKURBAN YUK!

BACA DULU :
2 Samuel 23:13-17
23:13 
Sekali datanglah tiga orang dari ketiga puluh kepala mendapatkan Daud, menjelang musim menuai, dekat gua Adulam, sedang sepasukan orang Filistin berkemah di lembah Refaim. 
23:14 
Pada waktu itu Daud ada di dalam kubu gunung dan pasukan pendudukan orang Filistin pada waktu itu ada di Betlehem. 
23:15 
Lalu timbullah keinginan pada Daud, dan ia berkata: "Sekiranya ada orang yang memberi aku minum air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang!" 
23:16 
Lalu ketiga pahlawan itu menerobos perkemahan orang Filistin, mereka menimba air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang, mengangkatnya dan membawanya kepada Daud. Tetapi Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada TUHAN, 
23:17 
katanya: "Jauhlah dari padaku, ya TUHAN, untuk berbuat demikian! Bukankah ini darah orang-orang yang telah pergi dengan mempertaruhkan nyawanya?" Dan tidak mau ia meminumnya. Itulah yang dilakukan ketiga pahlawan itu.


Di balik kisah sukses Daud ada banyak campur tangan orang yang dipakai Tuhan guna mendukungnya. Salah satunya adalah triwira, pahlawan yang tergolong dalam pasukan elit yang sangat disegani. Meski Alkitab tidak mengupas kehidupan pribadi mereka secara terperinci—bahkan namanya pun tidak disebutkan—namun kisah kepahlawanan mereka begitu hebat dan heroik. Bahkan pengorbanannya membuat Daud sangat terkesan. 

Hal itu terjadi saat Daud kehausan. Mereka bertiga rela mengorbankan diri bertaruh nyawa menerobos masuk ke kawasan musuh di Betlehem hanya untuk mengambil air yang diinginkan Daud.

Sepintas tindakan triwira ini tampak berlebihan. Mau-maunya mereka berjuang bertaruh nyawa hanya demi mendapatkan air! Tetapi rasa tanggung jawab dan kasih mereka kepada sang pemimpin membuat mereka rela berkorban. 

Mereka rela melakukannya meskipun tidak ada iming-iming imbalan baik yang berupa kenaikan jabatan, atau upah yang menggiurkan. Mereka bahkan tidak memikirkan nasibnya sendiri seandainya sesuatu yang buruk terjadi dan mereka mati konyol.

Seberapa besar kerelaan hati yang kita miliki dalam berkorban demi menyatakan tanggung jawab dan kasih? 

Baik terhadap Tuhan, keluarga, gereja, bahkan juga di tempat kerja. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak rela berkorban dalam menyatakan kasih karena Allah sudah lebih dulu berkorban habis-habisan demi menyatakan kasih-Nya bagi kita. 

Di tengah situasi zaman yang semakin mengedepankan eksistensi dan keuntungan diri, masihkah kasih yang tulus kita miliki?

IMAN itu BERBUAH

Matius 23:1-12 Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi 23:1  Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid...